Rabu, 06 April 2016

GADIS PEMINTA-MINTA

GADIS PEMINTA-MINTA

GADIS PEMINTA-MINTA


Setiap kali bertemu, gadis kecil berkaleng kecil

Senyummu terlalu kekal untuk kenal duka
Tengadah padaku, pada bulan merah jambu
Tapi kotaku jadi hilang, tanpa jiwa


Ingin aku ikut, gadis kecil berkaleng kecil

Pulang ke bawah jembatan yang melulur sosok
Hidup dari kehidupan angan-angan yang gemerlapan
Gembira dari kemayaan riang



Duniamu yang lebih tinggi dari menara katedral

Melintas-lintas di atas air kotor, tapi yang begitu kau hafal
Jiwa begitu murni, terlalu murni
Untuk bisa membagi dukaku


Kalau kau mati, gadis kecil berkaleng kecil

Bulan di atas itu, tak ada yang punya
Dan kotaku, ah kotaku
Hidupnya tak lagi punya tanda
 
 
 
 
Memahami Puisi, 1995

Mursal Esten 

Senin, 14 Desember 2015

TUHAN HADIR DALAM TIAP GERAK


TUHAN HADIR DALAM TIAP GERAK
TUHAN HADIR DALAM TIAP GERAK

Tuhan berada dimana-mana
Ia juga hadir dalam tiap gerak
Namun Tuhan tidak bisa ditunjuk dengan ini dan itu
Sebab wajah-Nya terpantul dalam keseluruhan ruang
Walaupun sebenarnya Tuhan itu mengatasi ruang

PERIH CINTA


PERIH CINTA 

PERIH CINTA
Perih Cinta inilah yang membuka tabir hasrat pencinta: 
Tiada penyakit yang dapat menyamai duka-cita hati ini. 
Cinta adalah sebuah penyakit karena berpisah, isyarat 
Dan astrolabium rahasia-rahasia Ilahi. 
Apakah dari jamur langit ataupun jamur bumi, 
Cintalah yang membimbing kita ke Sana pada akhirnya. 
Akal ’kan sia-sia bahkan menggelepar ’tuk menerangkan Cinta, 
Bagai keledai dalam lumpur: 
Cinta adalah sang penerang Cinta itu sendiri. 
Bukankah matahari yang menyatakan dirinya matahari? 
Perhatikanlah ia! Seluruh bukit yang kau cari ada di sana